 |
Salah satu sudut pantai di Pulau Sebesi |
Tanggal 24 Agustus 2017 kemarin, akang dan travel blogger lainnya diundang oleh Genpi Lampung untuk mengikuti acara tahunan yang bernama Lampung Krakatau Festival 2017. Festival ini selalu diselenggarakan setiap tahunnya untuk memperingati meletusnya Gunung Krakatau. Acara Lampung Krakatau Festival ini memilikii banyak rangkaian acara, mulai dari parade di tengah kota yang bernama Parade Budaya "Lampung Culture dan Tapis Festival", konser musik dan budaya bernama Pesona Kemilau "Sai Bumi Ruwa Jurai" dan Festival Krakatau yang membawa sekitar 150 peserta dari media dan blogger seluruh Indonesia untuk edukasi dan konservasi ke Gunung Anak Krakatau, melihat betapa dahsyatnya letusan Krakatau itu sendiri dan melihat alam sekitar Krakatau yang sekarang menjadi Cagar Alam sehingga patut untuk dilindungi serta dipelihara oleh kita semua.
 |
Sambutan dedek-dedek kepada rombongan di Pulau Sebesi |
Pada tanggal 25 Agustus setelah menginap satu malam di Bandar Lampung, kami diantar menuju Dermaga BOM Kalianda untuk menyebrang menuju Pulau Sebesi menggunakan kapal kayu. Perjalanan dari Dermaga BOM Kalianda menuju Pulau Sebesi memakan waktu selama dua setengah jam dan gelombangnya agak lumayan bikin mual juga. Pulau Sebesi ini merupakan pulau terdekat dari Krakatau, tujuannya kami menginap disini katanya agar keesokan harinya kami bisa treking di Gunung Anak Krakatau tidak terlalu siang dan bisa kembali ke Lampung di siang hari mengikuti parade budaya.
 |
Explore ke pelosok Pulau Sebesi |
Sesampainya di Pulau Sebesi kami langsung menuju ke homestay, homestaynya agak jauh dari dermaga. Lalu, dari siang hingga sore hari, kami diberikan "free time" oleh panitia penyelenggara sehingga kamipun bingung harus ngapain. Jadi, untuk mengisi waktu akhirnya akang dan teman-teman lain berbincang banyak hal dengan bapak yang punya homestaynya, beliau sudah lama tinggal disini dan mengalami saat meletusnya Gunung Krakatau.
Beliau cerita, saat Krakatau meletus itu hampir semua warga Sebesi tidak ada yang evakuasi keluar pulau, mereka lebih memilih pasrah dan hanya berdoa dengan keadaan yang terjadi. Katanya, selama berbulan-bulan dinding rumah bergetar, abu vulkanik menyelimuti pulau, abunya masuk ke rumah juga dan bikin gatal-gatal kulit, langit kadang gelap banget seperti malam hari.
 |
Bentangan Alam Pulau Sebesi |
Tapi, bagaikan pepatah, "habis gelap terbitlah terang", justru Pulau Sebesi yang mengalami bencana begitu beratnya selama berbulan-bulan, sekarang menjadi pulau yang subur dan pulau yang mendukung pariwisata Indonesia karena banyaknya orang yang menginap di Sebesi untuk edukasi dan konservasi di Gunung Anak Krakatau.
Pulau Sebesi ini sekarang menghasilkan pisang, coklat dan tanaman lainnya dan didistribusikan ke Pulau Jawa, bahkan petani telah menjadi mata pencaharian Pulau Sebesi ini dibandingkan menjadi nelayan. Pulau ini menikmati hasil letusan berupa abu vulkanik yang memenuhi Pulau Sebesi waktu itu karena menjadikan tanahnya menjadi sangat subur.
Selain itu karena banyak peneliti dan orang yang "kepo" dengan kedahsyatan ledakan Gunung Krakatau waktu itu, banyak yang menginap di Pulau Sebesi untuk tour edukasi dan konservasi keesokan harinya ke Gunung Anak Krakatau. Pulau Sebesi ini benar-benar dirasuki "roh" Krakatau.
 |
Pantai Gubug Seng di Pulau Sebesi |
 |
Gunung Anak Krakatau terlihat dari Pantai Gubug Seng ini |
Setelah berbincang banyak dengan si bapak, akang dan teman lainnya menyewa motor untuk keliling pulau ini. Info dari bapak, katanya ada spot yang namanya Gubug Seng di ujung pulau ini, lokasinya masih sepi dan bisa melihat Gunung Anak Krakatau dari pantainya. Awalnya diperjalanan masih mulus-mulus aja karena jalannya beraspal, lama-kelamaan treknya malah gak keliatan karena semuanya ketutupan sama daun-daunan, sungguh chalangging tapi suka hehehe.
Sesampainya di Gubung Seng ini, kami memakirkan motor di atas, sehingga kami jalan menuju bawah skeitar 500 meter. Tekstur pantainya berbatu-batu yang mungkin batunya berasal dari hasil letusan Krakatau, dan karang-karang shingga gak bisa berenang disini (padahal udah bayangin pengen nyebur tapi gagal deh).
Baca juga: Legon Pari, Pantai Tersembunyi di Banten!
Di Gubug Seng ini gak ada orang lain lagi selain kami kecuali ada 2 orang bapa-bapa sedang memancing. Memang spot ini masih belum banyak orang yang tau, sehingga masih bersih dan sangat alami. Saya titip pesen kalo ada yang mau kesana jangan buang sampah sembarangan dan jangan rusak alam! Hanya mampir sebentar, kami kembali ke homestay untuk bergabung lagi dengan rombongan yang lain.
 |
Treking ke punggung Gunung Anak Krakatau....... pake sendal jepit :p (Pict by: Genpi Lampung) |
 |
Jalur treking di Gunung Anak Krakatau |
Keesokan harinya, rombongan Lampung Krakatau Festival bangun dini hari, jam 3! (biasanya akang bangun jam 11 siang nih). Rombongan berangkat menuju Gunung Anak Krakatau mengunakan kapal kayu selama 2 jam perjalanan. Sesampainya disana, kami siap-siap untuk treking ke punggung Gunung Anak Krakatau dengan beberapa perjanjian karena treking kali ini dalam rangka edukasi dan konservasi sehingga semua peserta tidak diperbolehkan merusak alam dan buang sampah sembarangan.
Treking menuju punggung Gunung Anak Krakatau mirip seperti ke puncak Gunung Semeru (kaya yg pernah aja LOL), medan jalurnya berpasir dan agak curam. Ada 2 jalur, jalur landai tapi memutar dan jalur lurus tapi agak curam. Sebelum memasuki medan treking berpasir, kami melewati hutan lebat dibawahnya, tapi setelah melewati hutan itu teksturnya pasir dan sangat terbuka tanpa tumbuhan sedikit pun, unik sekali menurut akang!
 |
Sampai di puncak bersama Travel Blogger lainnya. |
Tapi
inget loh, untuk bisa mengunjungi Gunung Krakatau ini perlu ada izin dari
BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) yang mengelola area ini yang menjadi Cagar Alam. Jadi sebenernya Gunung Anak Krakatau ini bukan untuk
wisata, tapi lebih ke
edukasi konservasi. Setuju banget dengan itu karena Cagar Alam ini perlu dijaga dengan baik-baik karena bagaimanapun kalo dijadikan wisata, pasti ada aja oknum dan orang yang bertidaktanggungjawab. Jadi, perlu dicek lagi beberapa paket wisata yang menawarkan trip ke Krakatau ini, apakah memiliki izin atau tidak.
 |
Parade Budaya di tengah kota Bandar Lampung |
 |
Berfoto bersama Gubernur Lampung (Pict by Mas Shafigh) |
Selesainya treking di Krakatau, kami kembali ke kapal dan menuju ke Bandar Lampung untuk mengikuti Parade Budaya. Karena akang agak telat, akang melihat parade di jalan dekat hotel akang dan teman-teman menginap. Parade ini rutenya memutar ke beberapa spot di Bandar Lampung, hampir banyak jalanan yang ditutup dan banyak orang yang menepi dan melihat parade budaya ini. Selain untuk memperingati meletusnya Krakatau, parade ini juga dibuat agar budaya Lampung tetap terjaga dan eksis di zaman yang modern ini.
Pada malam harinya, kami para Blogger diundang menuju Lapangan Saburai untuk mengikuti Pesona Kemilau dan juga pengukuhan Genpi Lampung sebagai promotor pariwisata Lampung. Di lapangannya terdapat panggung yang sangat mewah, menampilkan musik dan budaya dari Lampung. Ada guest star juga lohhhh, Five Minutes.
 |
Panggung mevvah di Pesona Kemilau, Lampung Krakatau Festival 2017 |
Acara sebesar ini perlu diapresiasi, karena selain melestarikan budaya daerah juga acara ini dibuat bisa untuk meningkatkan pariwisata daerah setempat. Dan memasarkan pariwisata Lampung ke seluruh nusantara dan juga internasional, karena banyak sekali tempat wisata di Lampung ini ada Teluk Kiluan, Pulau Pisang, dan masih banyak lagi pantai-pantai cantik di pesisir Lampung ini. Sampai jumpa lagi di Lampung Krakatau Festival tahun depan!
#LampungKrakatauFestival2017
⏩ Follow Instagram @irhamfaridh to explore #AkangBolang journey! ⏪
Puncaknya anak krakatau masih sama yah pemandangannya. Selalu dramatis kalo liat awan berjajar gtu
ReplyDeleteIya kak tapi agak berbeda karena ada hasil letusan yang terbaru kemarin itu. Tapi kalo soal pemandangan memang bagus bangetttt
Deletewah keren. masih lom dapat kesempatan buat ke ikutan acara Fest Krakatau
ReplyDeleteSemoga segera tercapai kak aminnnn hehehe
Deletewow keren pemandangan gunungnya , duh indahnay indonesiaku
ReplyDeleteIyaaa indah bangett, jarang ada view kaya gini di Indonesia
DeleteWah, aku nggak sempat ke pantai yang sana. Bagus banget! Eh, itu bapak kalau ngalamin letusan Krakatau (1883) artinya umur beliau berapa sekarang? Atau maksudnya letusan Anak Krakatau? Atau maksudnya cerita dari kakek-buyutnya si bapak?
ReplyDeleteHehehe coba mba Terry satu homestay sama kita pasti diajakin hehehe iyaa itu dari kakek-buyutnya, tapi letusan yang baru juga bapak ini pernah ngerasain gimana rasanya pas letusan ituuuu mba
DeleteArtikel dan pengalaman yang menarik. Salut... bagaimana bisa diundang ke even2 seperti itu mas? Bagi dong pengalamannya. O iya salam mampir ya... :)
ReplyDeleteThankiees hehehe gatau nih soalnya aku di telfon aja sama Genpi Lampungnya disana hehe karena kenal juga sih
DeleteMasyaaAllaaaaah, bagus2 banget. Fotonya aja bagus apalagi aslinya yaa.... beruntungnya bisa dapet kesempatan itu. Ditunggu hasil jalan2 lainnya yaa
ReplyDeleteIyanih kak semoga kakak juga bisa ngerasain kesana ya nanti. Tapi inget pake ijin yaaaa. Siappp :)
DeleteGils. Sempet ya keliling pulau. Mana sempet ke pantai yg tersembunyi itu pulak. Bena nggak kepikiran sewa motor, malah mikirnya cari sewa sepeda enak nih.
ReplyDeleteLagian bena sama mbak oliep malah makan pempek dan metik mangga orang 😂😂😂😂
Kalian enak soalnya stay pinggir pantai, lah kami diem di tengah kampung, daripada bete ya jalan dong! hahahaha
DeleteHaduuuh itu kampung orang malah kriminal! bennn.. ben.... hahaha
Kapan lagi bisa liat gunung sedeket itu yak 😀
ReplyDeleteIyaaaaa, beneran dari deket banget nih :D
Deletekeren ni kegiatan Genpi Lampung, fotonya juga gak kalah keren :)
ReplyDeleteSebenernya acaranya Disbudpar Lampung cuman akang sendiri diundang Genpi Lampung hehehe thanks!
Deletesemoga ya kita bisa berjumpa di famtrip apa gitu..
ReplyDeleteSiaaaap koh semoga yaaaa.. pasti suatu saat pasti ketemu hehe
DeleteKok Akang ke Gubug Seng gak ajak-ajak sih? Kayanya yang cewek-cewek terlalu terlena menikmati dermaga Pulau Sebesi, nggak sempat muterin pulau. :(
ReplyDeleteAbisan kak sitinya entah dimana, padahal akang cari-cari kemana-mana loh :( *loh ahahaha
DeleteSebenarnya sih undangan dari Dinas Pariwisata Prov.Lampung. GenPi Lampung yg memilih Travel Blogger yg siapa saja akan diundang, Kang. Hehehe
ReplyDeleteJalan setapal menuju Gubuk Seng sangat2 offroad ya. Apa lagi pas pulang dari Gubuk Seng ada biawak.. ����
Terima kasih ya Akanh Irham sudah mau singgah di Lampung.
Iyaaaa nanti diralat bang hehehehe
DeleteHahaha drama ada biawaknya itu yang bikin memorable ya :))
Siap, jangan kapok-kapok undang kami lagi ya bang fajrin hehehe
Aku envy liat kalian bisa eksplore bagian dalam pulau sebesi. Meski aku udah pernah sebelumnya. Tapi kan kalo bareng kalian bakal beda ceritanya ... btw semoga bisa famtrip bareng lagi yaaa hehehheheh
ReplyDeleteHehehe kita gabut soalnya di homestay nih :))
Deletesiapp semoga bisa famtrip bareng lagi yaaa bang, trs karokean lagi hehehe
Cuma liat anak krakatau dari film ajah, sedih. Pengen kesana, tapi prosedurenya harus ramai-ramai dan minta ixin, ribet gak sih?
ReplyDeleteKurang tau kalo ijin, soalnya udah diurusin dari pihak panitianya hehehe
Deletewah si akang dah siap aja nulisnya 🤔
ReplyDeleteOiyaaadong daripada Babang yg ada jalan-jalan mulu, mau kabur ke Aussie lagi hahahahaha
DeletePasca berkunjung ke Festival Krakatau tahun lalu, baru aku ngeh kalau emang gak sembarangan orang bisa datang ke Anak Gunung Krakatau ini. Pertanyaan yang ada di benakku juga sama, "gimana dengan maraknya open trip ke sana ya?"
ReplyDeleteWalaupun pengalaman ke Anak Gunung Krakatau tahun lalu nano-nano, aku sepakat, indah banget! apalagi begitu sampai di sadelnya.
omnduut.com
Kayanya kutau itu gimana ceritanya yg tahun lalu hehehhee
DeleteIyaaa gimana coba yg open trip itu dapet ijin darimana dan bisa berangkat setiap minggu -_-
Dibalik destruktifnya efek letusan gunung, ada kebaikannya juga ya. Tanah-tanahnya jadi subur. Saya belon pernah ke krakatau. Pengen sekali aja nginjekin kaki di sana :')
ReplyDeleteIyaaaa keberkahan namanya yah :) Semoga bisa kesana secepatnya kak hehehe
DeletePulau Sebesi itu besar ya? Maklum waktu ke sana cuma tidur doang, gak sempet jalan2.
ReplyDelete:)
Besar lumayan, kemarin explore ke ujung aja makan waktu 30 menit hehehe
DeleteSambutan di pulau sebesi nya keliatan rame dan panjang. Berasa meriah jadinya. Itu sendal jepit dibawa trecking, kuat bener hehe. Jd mikir kapan bisa kesini. Soalnya kan gak bisa sembarangan kesini. Tahun depan bakal ada lg gak ya event in, pengen ikot :D
ReplyDeleteIya rame sekali jadi berasa disambut hehehe
DeleteWaaah emg udah biasa sih naik gunung #sombong, padahal sampe atas lemes wkwkwkw
Cek aja Lampung Krakatau Festival kak siapa tau bisa nyempil hehe
Senengnya jalan-jalan abis dari Purwokerto, eh ke Lampung... minta do'anya dari teman-teman biar akhir tahun ini bisa diadain di Jember juga.
ReplyDeleteSiaaap ditunggu atuh kalo ada acara di Jember hehehe
DeleteSejarah meletusnya Krakatau tahun 1800-an konon katanya debunya sampai Amerika. Btw, memang perlu ditekankan banget ya soal kunjungan ke Krakatau dalam rangka edukasi karena kalau status cagar alam memang harusnya gak bisa dikunjungi oleh wisatawan. Takut byk yg salah kaprah. Soalnya masih banyak yang ngadain open trip ke sana.
ReplyDeleteKatanya sih boleh cuman memang gak bebas banget, harus ada surat dan lain-lain
Deleteangkat ransel backpack ke sebesi ahh
ReplyDeleteAyoooo bang. deket lah dari jkt hehehe
DeleteAkuuu pengen ke Anak Gunung Krakatau lagi hahaha
ReplyDeleteHAhahaha sama. Tahun depan kita kesana lagi yuuukk
Deletewaaaa.. keren banget.. bisa deket banet ngeliat gunungnya..... ramean apalagi.....
ReplyDeletetemenku pernah liat gunung krakatau pas lagi meletus.. letusan kecil sih.... katanya api2 menyambar gt... serem tapi takjub... gmn ya... pengen liyat juga si yang kayak gt, tapi seremnya kalo letusannya jadi gede. wkwkwk
Hahaha iya kak lagi ada acara festival Krakatau kemarin jadinya ramean sama blogger lain. Iya pasti ngeri banget, dari jauh aja udah agak panas loh, apalagi dari deket yah
Deletewaah si akang udah nanjak krakatau ! ketcheee!!
ReplyDeletebesok besok aku juga mau nanjak aaah *nggakmaukalah
Penuh perjuangan dan penuh drama mau nanjak kesini juga :D
DeleteAyolaah tahun depan semoga bisa bareng kesini hehehe
Ah, akaaanggg gue ngiri bangeeettt. Sayang harus nugas di Karnaval Parahyangan Bandung buat Jokowi #eaaa #humblebrag.
ReplyDeleteBtw medannya curam dan berpasir? Hmmm medan pendakian yang gue benci nih hahaha. Langsung ciut.
Hahahaa iya sayang bgt, kalo ikut seru banget!
DeleteIyaaa berpasir gituuu kaya film 5cm, naik 1 langkah turun 3 langkah #lebay :))
Sudah lama pengan jalan-jalan ke lampung, tapi belum kesampaian. Baca tulisan ini makin pengen aja ke sana...
ReplyDeleteHarus ada surat kak, jadi jangan lupa urus ijinnya :D
DeleteSerunyaaa bisa ke sini rame-rame. Jadi ini bukan objek wisata ya Kak, tapi kawasan konservasi dan harus izin buat mengunjunginya.
ReplyDeleteIya betul kak, jangan sembarangan yaaa karena kita juga perlu menjaga cagar alam ini kak
DeleteEntahlah udah dari kapan aku pengen naik krakatau,
ReplyDeletetapi sampe sekarang masih belum terealisasi wkwk.
Inget harus minta ijin dulu ya kak :D
DeleteBlessing in disguise ya, setelah bencana muncul berbagai berkah tanah yang subur dan berkembang jadi kawasan konservasi bagi yang penasaran dengan Gunung Krakatau :)
ReplyDelete